Posts

Showing posts from August, 2013

Sundanese Language is Eroded

Might be an appropriate title for this entry is not Dikikiss Basa Basa Sunda Sunda Eroded. Why? West Java as a base for Sunda largest population in the world has a lot to leave their own culture. The most prominent and the most fundamental is the language itself that is Basa Sunda. Although it has been used as local content on the subjects at school, this language is very limited in use in daily life - days. Even some people who impose wearing Sundanese Indonesian or foreign language even though they are not fluent mengucapknnya. So do not be surprised if there are people who say "watch out not to run - run later tikusruk" or "eh da this tea because - because you". And more ironic when the majority of parents in the city of Bandung and West Java district of the capital as demanded her to use Indonesian as the language of day - day. Maybe people just too smart western Java in interpreting the phrase "imitate the foreigners who love alkaline Sunda" which m

Basa Sunda yang Terkikis

Mungkin judul yang tepat untuk entri ini adalah Basa Sunda yang Dikikiss bukan Basa Sunda yang Terkikis. Mengapa ? karena Jawa Barat sebagai basis penduduk Sunda terbesar di dunia ini sudah banyak meninggalkan budayanya sendiri. Hal yang paling menonjol dan paling mendasarnya adalah bahasanya sendiri yaitu Basa Sunda. Meskipun telah dijadikan muatan lokal pada mata pelajaran di sekolah, bahasa ini masih sangat minim di gunakan dalam kehidupan sehari - hari. Bahkan tidak sedikit orang sunda yang memaksakan memakai bahasa indonesia ataupun bahasa asing meskipun mereka tidak fasih mengucapknnya. Maka tak usah heran jika ada orang yang mengucapkan " awas jangan lari - lari nanti tikusruk " atau " eh da ini teh gara - gara kamu ". Dan lebih ironisnya lagi ketika mayoritas para orang tua di Kota Bandung dan Kabupatennya selaku ibukota Jawa Barat menuntut anaknya untuk menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa sehari - harinya. Mungkin orang jawa barat terlau pintar da

Makna Idul Fitri

Lepas dari kemungkinan adanya perbedaan dalam menentukan Hari Raya Idul Fitri, yang jelas, seluruh umat Islam di dunia ini akan segera merayakan hari yang biasa dianggap ‘kemenangan’ tersebut. Perayaan rutin setiap tahun ini menjadi momen sangat penting setelah berpuasa selama sebulan pada bulan Ramadhan. Seluruh umat Islam merayakannya dengan suka dan cita, tak berbeda yang rajin puasa maupun yang hanya alakadarnya. Sebagaimana sudah maklum, selain Hari Raya Idul Fitri, umat Islam juga punya Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Dalam literatur-literatur Islam klasik, hari raya ini disebut Idul Akbar (hari raya besar), sementara Idul Fitri hanya disebut sebagai Idul Ashgar (hari raya kecil).. Sebagaimana hari-hari besar lain, Idul Fitri tentu memiliki makna umum sebagai hari libur nasional sekaligus makna khusus yang dirasakan umat Islam. Paling tidak, Idul Fitri dianggap sebagai hari kemenangan mengalahkan hawa nafsu dengan berpuasa sebulan penuh. Erat kaitannya dengan Hari R