Basa Sunda yang Terkikis
Mungkin judul yang tepat untuk entri ini adalah Basa Sunda yang Dikikiss bukan Basa Sunda yang Terkikis. Mengapa ? karena Jawa Barat sebagai basis penduduk Sunda terbesar di dunia ini sudah banyak meninggalkan budayanya sendiri. Hal yang paling menonjol dan paling mendasarnya adalah bahasanya sendiri yaitu Basa Sunda.
Meskipun telah dijadikan muatan lokal pada mata pelajaran di sekolah, bahasa ini masih sangat minim di gunakan dalam kehidupan sehari - hari. Bahkan tidak sedikit orang sunda yang memaksakan memakai bahasa indonesia ataupun bahasa asing meskipun mereka tidak fasih mengucapknnya. Maka tak usah heran jika ada orang yang mengucapkan " awas jangan lari - lari nanti tikusruk " atau " eh da ini teh gara - gara kamu ". Dan lebih ironisnya lagi ketika mayoritas para orang tua di Kota Bandung dan Kabupatennya selaku ibukota Jawa Barat menuntut anaknya untuk menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa sehari - harinya. Mungkin orang jawa barat terlau pintar dalam mengartikan kalimat " tirulah orang asing yang mencintai basa sunda " yang berarti bahwa orang sunda disuruh untuk mencintai bahasa orang lain, seperti halnya mereka yang mencintai bahasa sunda yang notabennya bahasa asing bagi mereka.
Memang bukan merupakan masalah yang patut diperbincangkan, tetapi alangkah lebih baiknya orang sunda menjadi lebih dewasa dan peduli dengan memakai bahasa sunda di kehidupan sehari - hari dan memakai bahasa indonesia atau inggris dalam acara formal atau ketika berkomunikasi dengan orang dari suku yang lain. Oleh karena itu, jadilah orang sunda pertama yang peduli terhadap bahasanya sendiri.
Meskipun telah dijadikan muatan lokal pada mata pelajaran di sekolah, bahasa ini masih sangat minim di gunakan dalam kehidupan sehari - hari. Bahkan tidak sedikit orang sunda yang memaksakan memakai bahasa indonesia ataupun bahasa asing meskipun mereka tidak fasih mengucapknnya. Maka tak usah heran jika ada orang yang mengucapkan " awas jangan lari - lari nanti tikusruk " atau " eh da ini teh gara - gara kamu ". Dan lebih ironisnya lagi ketika mayoritas para orang tua di Kota Bandung dan Kabupatennya selaku ibukota Jawa Barat menuntut anaknya untuk menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa sehari - harinya. Mungkin orang jawa barat terlau pintar dalam mengartikan kalimat " tirulah orang asing yang mencintai basa sunda " yang berarti bahwa orang sunda disuruh untuk mencintai bahasa orang lain, seperti halnya mereka yang mencintai bahasa sunda yang notabennya bahasa asing bagi mereka.
Memang bukan merupakan masalah yang patut diperbincangkan, tetapi alangkah lebih baiknya orang sunda menjadi lebih dewasa dan peduli dengan memakai bahasa sunda di kehidupan sehari - hari dan memakai bahasa indonesia atau inggris dalam acara formal atau ketika berkomunikasi dengan orang dari suku yang lain. Oleh karena itu, jadilah orang sunda pertama yang peduli terhadap bahasanya sendiri.
Comments
Post a Comment